"Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.." (Mazmur 23:4)

Wednesday 30 October 2013

TUHAN TELAH MEMBUKA MATAKU

 Sebelum saya percaya kepada Isa Almasih sebagai Tuhan dan Juru Selamat, saya adalah seorang Muslimah, berlatar belakang keluarga Muslim dan dibesarkan di sebuah pondok pesantren di Jawa Barat. Dari apa yang saya yakini dan pelajari selama itu, saya tumbuh menjadi seorang Muslimah yang fanatik dan anti-Kristen.

Lalu, bagaimana saya bisa percaya kepada Isa Almasih sebagai Tuhan dan Juru Selamat? Walaupun saya bangga dengan apa yang saya yakini dahulu, tetapi kalau bicara tentang hari penghakiman, itu hal yang paling menakutkan bagi saya karena saya tidak tahu pasti kalau saya mati apakah mendapat rahmat Allah (masuk surga) atau laknat Allah (masuk neraka). Saya menyadari bahwa saya hanyalah manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan dan dosa.

Dari Sukabumi, saya hijrah ke Bandung untuk belajar keterampilan. Di Kota Kembang ini, saya tinggal di pondokan atau kos. Teman-teman saya kebanyakan orang Kristen dan kebiasaan saya yang dahulu tidak pernah berubah. Menjebak dan mendebat orang Kristen masih sering saya lakukan, dan saya tetap benci pada orang Kristen.

Saturday 19 October 2013

PERTOBATAN MANTAN PELAUT PENCINTA WANITA

Johny Saweho, seorang mantan pelaut. Ia berlayar dari tahun 1993 sampai 1998. Bertahun-tahun hidup di atas kapal yang sarat dengan harta, kekuasaan, dan wanita, membuat Johny seakan dibuai dan larut dalam kehidupan yang penuh dengan dosa.

Pergaulan di kapal sangat identik dengan yang namanya mabuk, diskotek, dan wanita.

Hidup diombang-ambing oleh ombak membuat Johny lelah dan jenuh. Namun, saat ia hendak melabuhkan hatinya pada keluarga yang ia cintai, kenyataan berkata lain.

Thursday 17 October 2013

MESKI CACAT, AKU BISA MENJADI IBU YANG TANGGUH BAGI KELUARGAKU

Kasih seorang ibu memang luar biasa. Dan ini adalah kisah luar biasa seorang ibu dengan bentuk tubuh yang tak sempurna. Mungkin dengan membaca kisah ini, Anda bisa lebih bersyukur dan lebih menyayangi ibu Anda.

Trish, adalah seorang ibu muda berusia 26 tahun dan mengalami sebuah kondisi kesehatan langka yang disebut arthrogryposis. Kondisi tangannya tak sempurna, membuatnya tak bisa melakukan banyak hal seperti kebanyakan ibu dengan tubuh yang lebih baik. Meski begitu, tak menyurutkan semangat ibu yang satu ini.

Banyak orang yang meyakini bahwa dengan kondisi demikian, Trish tak akan bisa melakukan apa-apa. Namun Trish berusaha untuk membuktikan bahwa anggapan orang tentangnya tidaklah benar. Ia dengan telaten menunjukkan bahwa sekalipun tidak sempurna, ia bisa melakukan semuanya dengan baik. Trish bahkan rela menata tempat tidur dan mengganti popok anak-anaknya dengan mulut.

Wednesday 9 October 2013

SAYA MASIH BELAJAR UNTUK MEMAAFKAN

 Di sebuah gereja di Munich itulah saya melihatnya, seorang pria gemuk berkepala botak yang mengenakan mantel abu-abu sambil mencengkeram topi berwarna cokelat dengan kedua tangannya. Orang-orang sedang berjalan keluar dari ruang bawah tanah tempat saya berkhotbah hari itu. Saat itu adalah tahun 1947, dan saya datang dari Belanda ke Jerman, yang kala itu telah kalah perang, dengan pesan bahwa Allah mengampuni mereka.

Dan, saat itulah, saya melihat dia yang berusaha menerobos maju ke depan. Untuk sesaat, saya melihat mantel dan topi cokelatnya berubah menjadi seragam berwarna biru dan topi militer dengan bros berbentuk tengkorak dan tulang bersilang yang tersemat di atasnya. Seketika itu juga, saya mengingat ruangan besar dengan lampu yang sangat terang, tumpukan gaun dan sepatu yang lusuh di tengah lantai ruangan, dan rasa malu karena berjalan telanjang melewati orang ini. Saya bisa melihat sosok saudari saya yang lemah berjalan di depan saya. Tulang rusuknya tampak jelas dari balik kulitnya yang setipis perkamen. Betsie, betapa kurusnya kamu saat itu!