"Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.." (Mazmur 23:4)

Thursday 24 April 2014

KESAKSIAN BERNADUS SETIAWAN : "TERUS BERKARYA DENGAN KAKI PALSU"

Amputasi? Saya nggak normal lagi? Kenapa saya? Kenapa? Tidak hanya kaki saya yang hancur, hati saya juga hancur! Saya mencoba untuk mengerti kejadian itu. Namun sulit saya pahami. Saya ngambek sama Tuhan, tapi nggak lama. Saya gelisah, pikiran nggak tenang hampir sebulan nggak ke gereja. Hati saya berkata, apa pun yang terjadi, saya anak Yesus," kata Bernadus Setiawan (43 tahun) korban bom di Gereja Katolik Santa Anna, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Bom Pagi Saat Homili, Jakarta, 22 Juli 2001

Bernad tak sabar menunggu pagi. Sudah tiga bulan ia tidak ke Gereja St. Anna karena mengikuti pendidikan SATPAM di Lido. "Minggu itu saya berangkat bersama tunangan. Dia sebenarnya mengajak ibadah siang tapi saya sudah kangen banget menyambut tubuh dan darah Kristus. Lagian kalau sudah ke gereja, perasaan saya enak. Saya datang dengan kegembiraan penuh damai," tutur mantan Satpam SMA Tarakanita, Kebayoran Baru Jakarta Selatan itu.

Sunday 20 April 2014

KESAKSIAN PASKAH : "YESUS SUNGGUH MENGASIHIMU”

Pada setiap Minggu siang, yaitu sesudah ibadah pagi berakhir, Pak Pendeta dengan anak laki-lakinya yang berumur 11 tahun selalu pergi ke kota untuk membagikan traktat. Namun pada hari Minggu siang itu udara di luar terasa sangat dingin karena hujan telah menyirami bumi sejak pagi.

Ketika saat untuk membagikan traktat tiba, anak laki-laki itu mulai bersiap-siap mengenakan baju hangatnya dan berkata, "Aku sudah siap, Pa!"

"Siap untuk apa?" Pendeta itu menjawab.

"Pa, bukankah ini waktu bagi kita untuk membagikan traktat-traktat ini?".