"Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.." (Mazmur 23:4)

Thursday, 5 September 2013

KESAKSIAN PERTOBATAN INDAH, GADIS SUNDA

Nama saya Indah. Saya seorang Sunda. Saya mengenal kekristenan ketika di sekolah dasar. Saya sering menghina ajaran kekristenan, terutama soal makanan yang disebut haram dalam agama saya dulu (Islam), tetapi sekarang makanan itu halal untuk saya. Yang haram adalah perbuatan kita bila berbuat dosa. Keluarga saya hampir semua anggotanya menyandang gelar haji. Sejak kecil, saya belajar tentang agama saya dan menekuninya.

Saat di bangku SMP kelas 3, saya berteman dengan seorang yang beragama Kristen, namanya Juniana. Dia tidak mengenalkan Yesus, tetapi lewat kebaikan dan contoh hidup yang benar, dia mengajarkan bahwa Yesus adalah benar-benar Tuhan. Ia "berbeda" dengan teman yang lain. Suatu hari di rumah saya, tanpa sengaja ketika kakak, adik, dan ibu saya sedang duduk-duduk, saya berkata kepada mama, "Ma, saya mau masuk Kristen ya?" Tetapi, Mama dan saudara-saudara saya menjawab dengan perkataan yang menyakitkan hati saya.

Ketika saya masuk SMA, saya bertemu teman yang namanya Ayana. Dia sangat baik dan banyak membantu saya. Ia meminjamkan Alkitab kepada saya, perasaan saya penasaran dan takut sekali. Alkitab tersebut saya baca di rumah sambil sembunyi-sembunyi, tetapi saya tetap tidak mengerti apa isi Alkitab tersebut. Pada saat saya berpisah dengan teman saya Ayana, hidup saya tidak terarah dan banyak masalah dalam keluarga yang membuat saya ingin mati saja. Sepanjang hidup saya, orang tua selalu membawa saya ke dukun atau tempat-tempat keramat. Setiap kali masalah datang dalam hidup dan keluarga saya, itu selalu dibawa kepada pak haji, peramal, atau dukun oleh orang tua saya, tetapi semua tidak berubah.

Selama satu tahun, hidup saya terpuruk, tidak menentu arah dan tujuan. Dalam tidur, saya bermimpi bertemu dengan seseorang yang bersinar terang sekali dan Dia memegang tangan saya. Dia berkata, "Jangan takut, saya akan selalu mendampingimu dalam situasi apa pun." Lalu, saya bertanya pada pembantu saya, "Siapa orang dalam mimpi itu?" Pembantu saya bilang itu penunggu kuburan sebelah sana. Lalu, saya melupakan mimpi itu.

Suatu ketika, saya memutuskan untuk mengikuti sebuah kursus. Di tempat kursus, saya berteman dengan seorang Kristen yang taat. Saya sangat penasaran dengan sikapnya yang begitu mencintai Tuhannya. Lalu, saya menawarkan diri untuk ikut ke gereja. Tetapi pada waktu mengikuti ibadah, saya merasa bingung. Namun, ada sebuah lagu yang sangat menyentuh hati saya. Saya pun menangis tiada henti, saya merasakan kasih Tuhan yang sungguh luar biasa yang menyembuhkan luka batin saya. Setelah pulang dari gereja, orang tua saya bertanya, "Dari mana?" Saya selalu menjawab dari rumah teman atau jalan-jalan.

Dulu, ketika saya masih Muslim, setiap saya ulang tahun, mata saya selalu merah seperti segumpal darah. Tetapi semenjak saya mengenal Tuhan Yesus, semua kutuk penyakit itu hilang.

Pada waktu saya memutuskan untuk bertunangan dengan pacar saya, orang tua saya tidak menyetujui pertunangan kami, mereka menghina kami. Tetapi, kami tetap melaksanakan pertunangan kami. Setelah beberapa bulan, kami memutuskan untuk menikah. Saya pun masuk agama Kristen dan dibaptis. Kemudian, saya mengatakan kepada orang tua saya bahwa saya sudah menikah, tetapi mereka mengusir saya. Ibu saya hampir membunuh saya dengan sebuah asbak besar yang dilemparkan ke kepala saya.

Kami menikah tanpa direstui oleh orang tua saya. Semua persiapan pernikahan kami atur sendiri. Dalam pesta pernikahan kami, orang tua saya mengancam akan mengacaukan dan melapor pada polisi, tetapi karena pertolongan Tuhan semua itu tidak terjadi. Hanya adik yang paling kecil, kakak, sepupu, dan dua kakak dari ibu yang datang, kami memakai wali sebagai pengganti orang tua saya. Orang tua saya tidak datang karena mereka malu. Pada saat acara berlangsung, hati saya dikuatkan oleh Tuhan.

Kini saya lahir baru. Dulu, kebohongan adalah hal yang biasa, tetapi sekarang saya tidak mau berbuat dosa karena saya sudah ditebus dengan darah yang mahal. Darah Tuhan Yesus yang mati di kayu salib untuk menghapus dosa-dosa semua umat manusia. Di dalam-Nya, saya merasakan kedamaian dan sukacita.

Dulu, ketika saya masuk Kristen, orang tua, saudara, teman, masyarakat menjauhi saya, mereka menyebut saya kafir. Hati saya menjerit, saya ingin berteriak kepada mereka bahwa ini adalah hidup yang sesungguhnya, yaitu mengenal Tuhan Yesus yang membawa saya ke jalan yang benar. Orang tua saya bercerai dan mereka masing-masing menikah lagi. Hidup mereka tak berarah dan bertujuan. Orang tua saya begitu membanggakan status haji mereka. Mereka hidup selalu memikirkan harta, tetapi dalam Yesus semua itu adalah kesia-siaan dan Yesus memelihara saya.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs : MDC Semarang

No comments:

Post a Comment