Pernahkah kita merasa terluka? Tentunya “luka” yang dimaksud bukanlah
luka secara fisik, namun luka batin/luka hati. Mungkin kita hebat dalam berakting
atau bersandiwara. Bibir kita bisa tersenyum dan tingkah laku kita seolah-olah
mengatakan bahwa “aku baik-baik saja” akan tetapi di dalam hati ini, hati yang
tak seorang pun mampu menyentuhnya telah menganga sebuah luka yang dalam.
Tuhan tidak pernah menurunkan sifat kebencian dalam hidup kita. Allah
itu penuh kasih maka kasih jugalah yang Allah berikan dalam hati kita. Lalu
kepada banyak orang yang mempunyai kebencian dalam hati mereka? Itu karena
mereka menutup rapat-rapat pintu maaf dan membuka celah bagi iblis untuk
menguasai hati nurani manusia.
Bagaimana rasanya bila kita kehilangan kunci rumah saat malam sudah
sangat larut? Kita tidak dapat masuk ke rumah dan harus berdiam diri di luar
rumah dengan cuaca yang tidak bersahabat saat ini? Merasa menderita bukan?
Bahkan timbul rasa menyesal karena tidak menyimpan kunci itu dengan baik.
Seperti itulah rasanya orang-orang yang tidak mendapatkan pintu pengampunan.
Kita masih mempunyai hati. Hati yang selalu diperbaharui oleh Allah
dengan kasih. Semakin kita mengasihi sesama, semakin kita mengampuni sesama,
maka semakin bersinar pulalah kehidupan kita. Saat kita membuka lebar hati kita
untuk menerima kesalahan orang lain, maka semakin lebar pula Allah membuka
pintu sorga dan mencurkan berkat damai sejahterabagi hidup kita.
“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga
akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu
juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
[Matius 6:14-15]
No comments:
Post a Comment