"Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.." (Mazmur 23:4)

Friday, 21 June 2013

AKU MASIH PUNYA HATI

“Aku masih punya hati. Aku bisa terluka dan itu akan teras
a sakit bila aku tetap membiarkannya. Aku masih punya hati, hati yang akan kujaga sampai mati. Hati yang mudah terluka ini telah kubawa pada-Nya. Pada Tuhan yang mampu sembuhkan semua luka-lukaku. Aku masih tetap mempunyai hati. Hati yang tulus untuk mengasihi, sama seperti Kristus yang mengasihi aku dan kamu sampai saat ini.”

Pernahkah kita merasa terluka? Tentunya “luka” yang dimaksud bukanlah luka secara fisik, namun luka batin/luka hati. Mungkin kita hebat dalam berakting atau bersandiwara. Bibir kita bisa tersenyum dan tingkah laku kita seolah-olah mengatakan bahwa “aku baik-baik saja” akan tetapi di dalam hati ini, hati yang tak seorang pun mampu menyentuhnya telah menganga sebuah luka yang dalam.

Mungkin saat ini kita merasa bahwa posisi kita benar karena yang bersalah adalah orang lain dan orang lain itulah yang telah menggoreskan luka pada hati kita. Namun bukan berarti kita memiliki kebebasan untuk membenci bahkan apabila kita sampai timbul niat untuk balas dendam.

Tuhan tidak pernah menurunkan sifat kebencian dalam hidup kita. Allah itu penuh kasih maka kasih jugalah yang Allah berikan dalam hati kita. Lalu kepada banyak orang yang mempunyai kebencian dalam hati mereka? Itu karena mereka menutup rapat-rapat pintu maaf dan membuka celah bagi iblis untuk menguasai hati nurani manusia.

Bagaimana rasanya bila kita kehilangan kunci rumah saat malam sudah sangat larut? Kita tidak dapat masuk ke rumah dan harus berdiam diri di luar rumah dengan cuaca yang tidak bersahabat saat ini? Merasa menderita bukan? Bahkan timbul rasa menyesal karena tidak menyimpan kunci itu dengan baik. Seperti itulah rasanya orang-orang yang tidak mendapatkan pintu pengampunan.

Kita masih mempunyai hati. Hati yang selalu diperbaharui oleh Allah dengan kasih. Semakin kita mengasihi sesama, semakin kita mengampuni sesama, maka semakin bersinar pulalah kehidupan kita. Saat kita membuka lebar hati kita untuk menerima kesalahan orang lain, maka semakin lebar pula Allah membuka pintu sorga dan mencurkan berkat damai sejahterabagi hidup kita.

“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”

[Matius 6:14-15]

No comments:

Post a Comment