"Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.." (Mazmur 23:4)

Tuesday 18 June 2013

NYANYIAN KEHIDUPAN

Saya sering menerangka kondisi pernikahan dengan ilustrasi 'Nyanyian Kehidupan'. Jika suasana hati digambarkan dengan lagu kira-kira inilah kehidupan dalam pernikahan.

Ketika pemuda-pemudi jatuh cinta, kehindahan di gereja adalah saat menyanyikan lagu: "Ku jatuh cinta pada-Nya..." atau "Memandang wajah-Mu..." sambil melihat sang kekasih. Mata beradu dengan mata, dan hati berdebar dengan gelora cinta sejuta rasa.

Cinta membuat orang ingin memiliki sehingga 'jatuh cinta' akan dilanjutkan dengan berpacaran. Sepulang dari gereja, kerja, kuliah, lagunga menjadi : "Ku mau disana..." Ia segera ke rumah pacarnya, dan setelah di sana, lagunya berubah :"Ku mau tetap di sini..."

Pertunangan semakin membuat hati sepasang kekasih penuh sukacita, dan menantikan hari-hari pernikahan dengan menyanyikan lagu: "Sungai sukacitaku..." dan merayakan pernikahan dengan lagu: "Kumenang,kumenang..." Saat bulan madu, lagu berubah menjadi: "More, more, more, I want more, more..."

Setelah menikah 2 atau 3 tahun, terjadilah pertengkaran dan ia merasa selalu benar. Kemudian terjadi benturan budaya, karakter/temperamen dasar, dan berbagai kebiasaan kecil dari keluarga asal yang berbeda. Dengan demikian, nyanyian kehidupannya telah beruba: "Banyak perkara...", atau jika semakin parah dan menyanyikan lagu: "Pulangkan saja aku pada ibuku..."

Ketika memasuki 5-7 tahun pernikahan, pertengkaran tidak terselesaikan, perbedaan terus dipertajam, saling menuntut kebiasaan mencela, dan bereaksi spontan yang negatif sehingga lagu kehidupannya menjadi: "DIA sanggup...Yesus sanggup...tapi saya nggak sanggup."

Memasuki 10 tahun pernikahan, pertengkaran membuat hati terluka dan bersifat apatis, tidak saling menghargai dan memperhatikan, apalagi memuji. Masing-masing mulai mencari kesibukan di luar rumah, entah dengan menjadi 'workaholic'(Gila kerja), sibuk pelayanan, atau kegiatan sosial. Masing-masing mulai mendapat 'teman baru' di luar rumah yang semakin akrab, dan tidak jarang yang melangkah ke perselingkuhan. Nyanyian kehidupan pun menjadi ratapan: "Tuhan pulihkan...Bapa pulihkan. kembalikan keluarga kami kepada-Mu, Tuhan pulihkan kembalikan suamiku (istriku)."

Ketika pernikahan memasuki usia 15-20 tahun,tidak ada lagu yang dinyanyikan karena perselingkuhan, pengkianatan, dan kepahitan hati. Hobi pasangan dan keluarga asal mulai menjadi lebih diprioritaskan daripada pasangan. Rumah menjadi seperti penjara ingin segera keluar sepagi mungkin, dan masuk (pulang) selambat mungkin. Menjelang tidur, memandang langit-langit dan memperkatakan sebuah ayat dalam hati: "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan dibumi..."(Kolose 3:2) dan kemudian tidur dengan memeluk guling, berpunggungan dengan pasangan, atau pisah ranjang atau bahkan pisah rumah.

Banyak pasangan mengalami kejeuhn yang luar biasa saat usia pernikahan di atas 20 tahun. Suami dan istri sudah lelah, malas berbicara dengan pasangan, dan sudah tidak ada keinginan lagi menasehati atau berbicara. Terserah ia saja, kalau baik ya syukur, kalau tidak ya sudah. Mau ke gereja syukur, tidak ya sudah. Oleh karena itu jika mau menyanyi, lagu kehidupannya adalah: "Aku berserah..."

Setelah usia pernikahan 40-50 tahun ia sudah tidak bisa bernyanyi lagi.Anak-anaj beekumpul dan menangis disekitarnya dan dirinyalah yang dinyanyikan dengan lagu penghiburan: "Kutak membawa apapun juga, saat kudatang ke dunia...,"atau "Diseberang sana..." atau "Belakang langit biru..."

Ketika kita diberkati saat kita mengucapkan janji setia kita kepada pasangan kita di hadapan Tuhan maka kita sudah menerima berkat yaitu... "Berkat atas rumah tangga" Mazmur 128:1-6 Nyanyian ziarah. Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu! Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu! Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN.

Kiranya TUHAN memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu, dan melihat anak-anak dari anak-anakmu! Damai sejahtera atas Israel!

Seberapa panjangpun perjalanan cinta kita bersama pasangan kita jadikanlah Tuhan dasar yang kuat untuk membangun cinta dalam perjalanan hidup kita....agar kita menerima berkat-berkat dari Allah yang melimpah dan memiliki keturunan Ilahi...jagalah cinta anda...Bangunlah cinta anda...dan jagalah berkat yang sudah anda terima...

TUHAN YESUS Memberkati... :)

No comments:

Post a Comment