JAKARTA, Jaringnews.com - Carut marutnya Ujian Nasional yang digelar tahun ini sangat memilukan dan memalukan. Seharusnya hal ini tidak boleh terjadi.
"Mendengar carut marutnya UN, saya terkejut," ujar Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Itet Tridjajatu Sumarijanto, dalam diskusi Polemik bertajuk "UN: UJIAN (Setengah) NASIONAL", di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (20/4).
Menurutnya, carut marutnya UN tersebut sangat menghancurkan citra bangsa, khususnya dalam dunia pendidikan. "Masa, hanya gara-gara percetakan saja nggak bisa mengelola, apalagi yang lain, apalagi tata kelola negara ini," pungkas Itet.
Menurut Itet, seperti dikemukakan di berbagai media massa, perusahaan PT Ghalia Indonesia tidak sanggup menyelesaiakan percetakan UN, yang ditargetkan selama 25 hari. Namun, jelas Itet, semestinya Pemerintah tidak memaksakan, namun mencari alternatif jalan keluar untuk menyelesaikan percetakan UN dengan menggunakan percetakan lainnya.
"Kenapa Pemerintah tidak memberikan kepada yang lain. Sistem pendidikan ini adalah tanggung jawab presiden. Intruksi bahwa harus dilakukan investigasi, itu sangat teknis bahwa Presiden mengatakan demikian," ujarnya.
Harusnya, jelas Itet, Presiden lebih menekankan sistem dan melihat dari segi sumber daya manusia apakah sudah siap dalam mengatasi hal tersebut.
"Jadi kita bedah akar masalahnya, mungkin terjadi aturan tumpang tindi, antara BNSP dan Peraturan Pemerintah No. 3/2013, itu mengatakan bahwa penyelenggara ujian nasional oleh satuan pendidikan, disitu tudak melibatkan dosen, tapi dosen ada disana," ujarnya.
No comments:
Post a Comment