"Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.." (Mazmur 23:4)

Friday, 5 April 2013

FORGIVENESS oleh Pdt. Markus Dominggus

“And be ye kind to one another, tender-hearted, forgiving each other, just as God in Christ also has forgiven you.” (Eph_4:32 NASB)
[Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. Efe 4:32]

There is a definite order to be followed in connection with Scriptural forgiveness. If we would follow this order we would save ourselves a lot of headaches and heartaches.
[Ada langkah-langkah yang harus diikuti terkait dengan pengampunan alkitabiah. Bila kita mengikutinya maka kita akan menyelamatkan diri kita dari banyak sakit kepala dan sakit hati.]

The first thing to do when you have been wronged is to forgive that person in your heart. You don’t tell him yet that he has been forgiven, but by forgiving him in your heart, you leave the matter between the Lord and him. This prevents your gastric juices from turning into sulphuric acid, and saves you from other horrible physical and emotional disorders.
[Hal pertama yang harus dilakukan ketika orang lain berbuat salah pada anda adalah mengampuni dia dalam hatimu. Anda belum mengatakan kepadanya bahwa ia sudah diampuni, namun dengan mengampuninya di dalam hatimu, anda menyerahkan masalah ini di antara Tuhan dan dia. Hal ini mencegah asam lambung anda berubah menjadi asal belerang dan menyelamatkan anda dari penyakit-penyakit fisik dan emosional lainnya.]

Next you go to the brother and rebuke him (Lu. 17:3). Instead of blabbing to others about how you have been wronged, “Go and tell him his fault between thee and him alone” (Mat_18:15). Try to contain the problem as much as possible, that is, try to keep it as private as you can.
[Selanjutnya, datangilah saudara anda itu dan tegorlah dia (Luk 17:3). Jangan mengeluh pada orang lain tentang bagaimana anda sudah disakitinya. Tetapi, "Tegorlah dia di bawah empat mata" (Mat 18:15). Cobalah untuk menahan masalahnya sebanyak mungkin, yakni, cobalah untuk menjadikannya seprivat mungkin.]

If he does not confess and ask forgiveness, then go to him with one or two witnesses (Mat_18:16). This provides adequate Scriptural testimony as to the offender’s attitude.
[Jika ia tidak mengaku dan meminta maaf maka datangilah dia bersama satu atau dua orang saksi (Mat 18:16). Hal ini memberikan kesaksian alkitabiah yang memadai tentang sikapnya yang tidak benar itu.]

If he is still unbending, then you take the matter to the assembly, accompanied by the witnesses. If he refuses to listen to the judgment of the assembly, then, of course, he is dis-fellowshiped (Mat_18:17).
[Bila dia terus tidak berubah maka bawalah masalahnya kepada jemaat, ditemani oleh saksi-saksi itu. Bila dia menolak mendengarkan penilaian jemaat maka tentu saja ia perlu diputus dari persekutuan (Mat 18:17).]

But if at any point during this process, he repents, then you forgive him (Lu. 17:3). You have already forgiven him in your heart, but now you administer forgiveness to him. Here it is important not to gloss over the matter. Don’t say “Oh that’s alright. You really didn’t do anything wrong.” Rather say, “I very gladly forgive you. Now the whole matter is closed. Let’s get down and pray together.”
[Tetapi, bila pada suatu titik dalam proses ini ia bertobat maka anda mengampuni dan memaafkannya (Luk 17:3). Anda sudah mengampuninya di dalam hatimu tetapi kini adalah masalah melayankan pengampunan itu kepadanya. Sangat penting diperhatikan di sini agar tidak mengaburkan masalahnya atau kesalahannya. Jangan katakan, "Oh nggak apa-apa. Kamu tidak sepenuhnya salah koq." Tetapi, katakanlah, "Saya dengan senang hati mengampunimu. Kini seluruh masalah sudah selesai. Mari kita berlutut dan berdoa bersama!"]

The shame of having to confess and repent may deter him from wronging you again. But even if he repeats his sin and then repents, you must forgive him. Even if he does it seven times in one day and repents seven times, you must forgive him—whether you think he’s sincere or not (Lu. 17:4).
[Rasa malu karena harus mengaku dan bertobah mungkin akan menahan dia dari berbuat salah pada anda di lain hari. Tetapi, sekalipun nanti ia mengulang dosanya dan bertobat maka anda harus mengampuninya. Sekalipun ia melakukannya tujuh kali dalam satu hari dan bertobat tujuh kali, anda harus mengampuninya--entah anda pikir dia sungguh-sungguh atau tidak (Luk 17:4).]

We must never forget that we have been forgiven millions. We must not hesitate to forgive others for what amounts to a few dollars, figuratively speaking (Mat_18:23-35).
[Kita tidak boleh lupa bahwa kita telah diampuni berjuta-juta. Kita harusnya tidak boleh ragu mengampuni orang lain untuk kesalahan yang hanya beberapa rupiah saja (Mat 18:23-35).]

No comments:

Post a Comment