Nama saya Nick Vujicic dan saya sangat bersyukur kepada Tuhan, bagaimana Dia telah menggunakan kesaksian hidup saya untuk menyentuh ratusan ribu hati di seluruh dunia! Saya dilahirkan hampir tanpa anggota tubuh -- tanpa tangan dan kaki, dan para dokter tidak dapat menjelaskan alasan cacat fisik yang saya alami ini. Anda bisa bayangkan, bagaimana saya harus berhadapan dengan begitu banyak tantangan dan rintangan dalam hidup ini.
Kalau orang tua saya memiliki perhatian dan kekhawatiran yang begitu besar atas masa depan yang akan saya jalani nantinya, rasanya hal itu sungguh dapat dimengerti. Tuhan telah memperlengkapi mereka dengan hati yang kuat, bijaksana, dan keteguhan hati melalui masa-masa yang sangat sulit, hingga saya akhirnya dapat bersekolah.
Peraturan di Australia tidak membolehkan saya bersekolah di sekolah untuk anak-anak normal karena fisik saya yang cacat, tetapi Tuhan membuat suatu keajaiban, Dia memberikan ibu saya kekuatan untuk berjuang agar peraturan itu tidak dikenakan kepada saya. Akhirnya, saya menjadi satu-satunya murid cacat pertama yang dapat bergabung ke sekolah untuk anak-anak yang normal.
Saya sangat suka pergi ke sekolah dan berusaha untuk hidup seperti orang-orang lain pada umumnya. Tetapi karena fisik saya yang berbeda dengan anak-anak lainnya, maka pada tahun-tahun pertama, saya banyak mengalami perasaan-perasaan tidak enak dan merasa tersisihkan, merasa aneh sendiri, dan orang-orang mengejek saya. Sangat sulit bagi saya untuk membiasakan diri dengan hal-hal ini, tetapi dengan dukungan dari orang tua, saya memulai untuk mengembangkan sikap dan nilai-nilai hidup untuk mengatasi masa-masa yang penuh tantangan itu.
Saya tahu bahwa saya berbeda secara fisik, tetapi dalam hati, saya sama dengan orang-orang normal yang lainnya.
Dalam banyak kesempatan, saya merasa rendah diri dan rasanya begitu tidak ingin untuk pergi ke sekolah, sehingga saya tidak perlu berhadapan dengan hal-hal negatif tentang diri saya.
Saya dikuatkan oleh orang tua untuk mengabaikan semuanya itu, dan berusaha untuk memulai persahabatan dengan memulai perbincangan terhadap beberapa anak. Suatu saat, mereka sadar bahwa saya sama seperti mereka, dan sejak saat itu Tuhan memberkati saya dengan teman-teman yang baru.
Ada saat-saat saya merasa begitu sedih dan merasakan tekanan yang begitu hebat, dan merasa marah karena saya tidak dapat mengubah jalan hidup saya atau menyalahkan orang lain karena keadaan diri saya. Saya pergi ke sekolah minggu, dan di sana saya belajar bahwa Tuhan mengasihi kita semua dan Dia peduli terhadap saya.
Saya mengerti tentang kasih, tetapi yang saya tidak mengerti kenapa kalau Tuhan mengasihi saya, Dia membuat saya jadi begini? Apakah ini karena saya telah berbuat dosa? Seharusnya, jawabannya adalah "ya" karena dibandingkan dengan anak-anak yang lain, saya aneh sendiri. Saya merasa telah menjadi beban bagi orang-orang di sekitar saya dan rasanya semakin cepat saya pergi, semakin baik buat orang-orang lain. Saya ingin mengakhiri kepedihan hidup dan ingin rasanya mengakhiri hidup saya di usia muda, tetapi kembali saya bersyukur karena orang tua dan keluarga saya selalu membuat saya merasa dibutuhkan, dan saya kembali dikuatkan.
Tuhan menanamkan dalam hati saya untuk membagikan kisah hidup dan pengalaman saya untuk menolong orang-orang, apa pun persoalan dalam hidup mereka dan mengizinkan Tuhan mengubahkannya menjadi berkat. Juga menguatkan dan memberikan inspirasi kepada orang-orang untuk menghidupkan potensi yang mereka miliki, dan tidak membiarkan apa pun juga untuk menghalangi dalam mencapai harapan dan mimpi mereka.
Kita tahu bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yang mengasihi-Nya. Firman itu berbicara dalam hati saya dan meyakinkan saya bahwa tidak ada yang namanya keberuntungan, kesempatan, atau kebetulan yang membuat kita mengalami hal buruk dalam hidup ini.
Saya mengalami damai sejahtera yang sesungguhnya setelah saya mengetahui bahwa Tuhan tidak membiarkan apa pun terjadi dalam hidup kita, kecuali Dia memiliki suatu alasan yang indah untuk itu. Saya sepenuhnya menyerahkan hidup saya kepada Kristus pada usia 15 tahun, setelah membaca kitab Yohanes 9. Yesus berkata bahwa alasan untuk orang itu buta adalah: "...agar karya Tuhan dinyatakan melalui dia". Saya percaya bahwa Tuhan ingin memulihkan hidup saya, agar saya dapat menyampaikan kesaksian yang luar biasa dari kuasa-Nya yang memesona.
Pada saatnya, saya mengerti bahwa apabila kita berdoa untuk sesuatu dan apabila Tuhan berkenan, itu akan terjadi pada waktu-Nya. Dan, apabila Tuhan tidak ingin itu terjadi, maka saya mengerti bahwa Dia memiliki satu rencana yang lebih baik.
Saat itu, saya berusia 26 tahun dan telah menyelesaikan Bachelor of Commerce dalam bidang Akunting dan Perencanaan Financial. Saya juga seorang pembicara motivasi dan suka bepergian membagikan kisah hidup saya. Saya sering menjadi pembicara kepada murid-murid sekolah dan juga perusahaan-perusahaan.
Saya memiliki banyak mimpi dan rencana-rencana yang harus saya capai dalam hidup ini. Saya ingin menjadi saksi yang terbaik tentang harapan dan kasih Tuhan, untuk menjadi pembicara inspirasi Internasional, dan menjadi motor penggerak bagi lingkungan Kristen dan non-Kristen. Saya ingin bisa mandiri secara finansial pada usia 25 tahun lewat investasi "real estate". Saya ingin memiliki mobil yang dimodifikasi untuk saya, hingga dapat mengemudi dan ingin membagikan kesaksian saya di acara "Oprah Winfrey Show!" Menulis banyak buku yang nantinya menjadi "best seller" adalah salah satu mimpi saya dan saya harapkan dapat selesai pada akhir tahun ini. Buku itu akan berjudul "TANPA TANGAN, TANPA KAKI, TANPA KHAWATIR ...!"
Saya percaya apabila Anda memiliki keinginan dan tekad untuk melakukan sesuatu dan apabila Tuhan kehendaki, Anda akan memperolehnya pada waktu yang baik. Sebagai manusia, kita sering kali membatasi diri tanpa alasan yang jelas! Hal yang tidak baik adalah membatasi Tuhan yang dahsyat, yang dapat berbuat apa saja -- kita tempatkan Tuhan pada sebuah kotak. Hal yang mengagumkan tentang kekuatan Tuhan adalah apabila kita ingin melakukan sesuatu untuk Tuhan, malahan kita berfokus pada kemampuan kita, konsentrasi pada apa yang kita miliki, padahal kita tahu bahwa adalah Tuhan yang bekerja di dalam kita dan kita tidak dapat melakukan sesuatu tanpa Dia. "Dia membuat segala sesuatu indah pada waktunya...."
Diambil dari:
Judul buletin: VOICE (Full Gospel Business Men's VOICE Indonesia), Volume 96 - 2009
Penulis: Nick Vujicic
Penerbit: Communication Department Full Gospel Business Men's Fellowship Internasional - Indonesia
Halaman: 4 – 8
No comments:
Post a Comment