"Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.." (Mazmur 23:4)

Thursday, 11 April 2013

MATI KECEWA ATAU BAHAGIA

Semua yang hidup akan mati dan semua yang mati akan meniggalkan sesuatu kepada yang masih hidup. Sadar atau tidak, pada hari ini ada yang sedang menulis catatan kehidupan kita. Bukan hanya surga yang menyimpan buku kehidupan, di bumi ini juga ada yang mengamati hidup kita dan mencatatnya secara diam diam. Kemanapun kita pergi selalu ada orang yang mengamati hidup ini. Terkadang cara termudah dan terpraktis adalah melihat "siaran live atau langsung sepak terjang kehidupan orang yang ada di dekat kita" Saya suka siaran live karena ltidak ada yang memotong atau mengedit. Lugas, nyata, jujur, tidak pura pura dan apa adanya.


Ada dua tokoh yang menjadi pembelajaran pribadi dalam minggu-minggu ini. Yang pertama adalah Yudas Iskariot, seorang yang mati muda, bunuh diri karena hati kecewa. Tidak heran jika hidupnya telah membuat membuat banyak orang juga kecewa. Tentunya Yudas tidak pernah menyangka bahwa prilaku pengkhianatan terhadap gurunya itu akan dicatat dan dibaca oleh jutaan manusia lintas waktu dan generasi. Kalau dia tahu bahwa kisah hidupnya akan jadi buah bibir orang banyak, mungkin dia akan membatalkan niat pengkianatan itu. Nasi sudah jadi bubur. Penyesalan selalu datang terlambat. Makanya dalam hidup ini kitalah yang harus memilih, mau meninggalkan bekas yang seperti apa? Jejak kaki kita bisa menjadi petunjuk bagi anak cucu, sehingga jalan hidup mereka lebih mudah atau sebaliknya lebih susah. Saya tidak mau mati dalam keadaan kecewa, dan mengecewakan keluarga, tetangga dan generasi yang berikutnya.

Mati hidup memang ada di tangan Tuhan, tetapi dianatara mati dan hidup ini kitalah yang menentukan. Kehidupan macam apa yang kita miliki sangat tergantung dari sikap dan prilaku hidup kita. Itulah sebabnya saya mau belajar dari orang yang kedua. Yesus dari Nazareth itu hanyalah anak tukang kayu. Tidak banyak yang bisa mengungkap masa kecilnya. Tidak banyak yang tahu apa yang dikerjakannya semasa remaja. Namun sepak terjangnya selama tiga setengah tahun telah mewarnai dan mengubah sejarah manusia dan bahkan dunia.


Kalau kita bertanya pada orang banyak, "apa yang telah membuat sosok Yesus menjadi panutan terkenal di dunia?" Jawabanya pasti bukan karena harta atau kedudukannya. Bukan juga latar belakag keluarga atau prestasi pekerjaannya. Apa yang membuat orang Farisi dan kerajaan kegelapan takut kepada-Nya adalah kualitas hidupnya yang telah mengubah dan memberkati banyak orang dari kegelapan kepada pencerahan. Ucapan dan perbuatan itu telah menggoreskan kesan positif di hati para sahabat, murid, tetangga dan musuh musuhnya. Sudah ribuan tahun Ia meninggalkan duni ini, namun kisah hidupnya masih menjadi pembicaraan. Berapa banyak nyanyian, khotbah, buku renungan, dan film yang terinspirasi oleh kehidpan dan ajaran-Nya? Berapa juta manusia yang telah menjadi pengikutnya dan bahkan rela mati demi nama-Nya?

Marilah kita membeli batu nisan dan menaruh di ruang makan, setiap kali mau makan, tataplah batu nisan dan pikirkan sejenak "apa yang akan saya tulis di atas batu nisan saya nanti?" Sekaranglah waktunya dan Andalah orangnya yang paling berhak menulisi batu nisan anda sendiri. Jika kita ingin mewarsikan kehidupan yang berdampak, buatlah jejak kehidupan, goreskan banyak kebaikan di hati mereka yang ada di sekitar hidup kita. Yudas hidup untuk mendapatkan, Yesus hidup untuk memberikan. Yudas hidup untuk diri sendiri, Yesus hidup untuk orang banyak. Yudas hidup untuk masa kini, Yesus hidup untuk kekekalan. Ingatlah bahwa kehidupan ini akan kehilangan arti jika kita lahir hanya untuk mengumpulkan mendapatkan dan menyenangkan diri sendiri. Kehidupan baru bisa menemukan makna saat kita bisa hidup bagi orang lain. Pertanyaan di surga bukan "berapa banyak engkau memliki, tetapi berapa banyak engkau telah memberi selama hidup di dunia yang singkat ini"

No comments:

Post a Comment