Ayat di atas adalah ayat favorit saya sejak pertama kali
mengenal Tuhan. Karena firman itu, saya menyadari bahwa segala sesuatu adalah
dari Tuhan, oleh Tuhan, dan kepada Tuhan, dan hanya Tuhanlah yang layak terima
kemuliaan sampai selama-lamanya! Saya lahir dari keluarga yang sederhana, saya
anak kedua dari enam bersaudara. Saya lahir di Medan pada tanggal 23 Desember 1992
dan saya adalah orang Batak Toba asli. Saya sekolah di Medan dari kelas 1 -- 5
SD, kemudian saya pindah ke Kota Tangerang dan menyelesaikan SD dan SMP di kota
itu. Setelah selesai SMP, saya melanjutkan studi di SMK. Untuk tahun pertama di
SMK, saya masih di Tangerang, tetapi kemudian saya pindah lagi ke Medan dan
menyelesaikan SMK jurusan akuntansi saya di sana. Saya pindah ke Tangerang
untuk mengurangi beban orang tua dalam menyekolahkan saya karena perekonomian
keluarga kami kurang baik. Di Tangerang, saya tinggal dan disekolahkan oleh
paman (adik Bapak). Saat ini, orang tua saya bekerja di Danau Toba Wisata
sebagai seorang sopir bis, dan mama seorang ibu rumah tangga. Saya terus
melihat kalau Tuhan tidak pernah meninggalkan kami sekeluarga. Setelah lulus
SMK, saya berniat untuk kuliah dan pada akhirnya Tuhan mengizinkan saya tes di
Perguruan Tinggi Negeri. Pilihan pertama saya adalah Jurusan Akuntansi UNIMED
dan pilihan kedua adalah Jurusan Etnomusikologi USU. Namun, saya menang di USU
dan akhirnya saya masuk dan kuliah di Etnomusikologi USU angkatan 2010. Saya
sempat mengikuti kuliah di USU selama 3 semester, namun prestasi saya tidak
membanggakan karena saya tidak bisa mengikuti perkuliahan dengan baik.
Pada suatu kali, kalau tidak salah bulan Oktober 2011,
saya mengikuti pertemuan Dep. musik di Medan Plaza lantai 7. Saya mengisi
angket minat musik, dan akhirnya mendapat kabar bahwa STT Pelita Kebenaran
membuka program studi Musik gerejawi. Dengan nekat, saya mendaftarkan diri.
Saya tidak pernah menyangka kalau akhirnya saya mendapat bantuan dana untuk
kuliah dari pihak gereja, Puji Tuhan! Mungkin, inilah waktu-Nya untuk
memperbaiki pendidikanku yang sempat gagal di Universitas Sumatera Utara. Saya
sangat bersyukur untuk semua jalan yang Tuhan tunjukkan kepadaku.
Saya menjadi Kristen sejak lahir karena orang tua. Sejak
kecil, saya sudah percaya pada Tuhan Yesus. Saya dan saudara-saudara bersekolah
minggu dan beribadah di Gereja Bethel Indonesia cabang HDTI, sampai akhirnya
kami pindah ke cabang Aksara (sekarang MMTC) karena cukup dekat dengan tempat
tinggal kami. Dan, sampai saat ini, kami sekeluarga beribadah dan memiliki KKJ
dari GBI Aksara/MMTC. Walaupun saya Kristen sejak lahir, itu tidak menjamin
kehidupan saya sehari-hari berjalan sesuai dengan firman Tuhan karena banyak
dosa dan pelanggaran yang selalu saya lakukan.
Suatu kali, ketika mama dan kakak saya bergabung sebagai
pendoa, mereka mengajak saya pergi ke doa malam di Medan Plaza. Sebelumnya,
saya tidak pernah mau ikut mereka ke pertemuan doa seperti ini. Namun, entah
mengapa tiba-tiba malam itu hati saya tergerak untuk ikut. Dalam pertemuan doa
itulah, saya berjumpa dengan hadirat Tuhan untuk pertama kali, dan itulah yang
dinamakan kasih mula-mula. Saya tidak bisa berkata apa-apa ketika pujian dan
penyembahan dinaikkan, saya hanya bisa menangis di sepanjang ibadah Doa Malam
berlangsung, bahkan saat Pak Bambang berkhotbah pun saya tetap menangis. Saya
ingat betul apa yang Bapak Gembala khotbahkan waktu itu, beliau berbicara
tentang pemulihan Pondok Daud (Amos 9:11-15 dan Kisah Para Rasul 15:16-17).
Sejak saat itu, saya berkomitmen untuk ikut Tuhan dan saya menyerahkan diri
untuk dibaptis selam pada tanggal 29 Maret 2009.
Setelah itu, saya merasa sangat rindu melayani Tuhan,
sampai akhirnya Tuhan berikan kesempatan untuk melayani. Pelayanan pertama saya
waktu itu adalah mengangkat-angkat kursi dari setiap kelas di sekolah, untuk
kemudian dikumpulkan di Aula sekolah untuk Ibadah PA yang diadakan setiap hari
Jumat. Kemudian, Tuhan promosikan saya untuk bermain gitar di sekolah minggu,
kemudian Tuhan angkat kembali untuk melayani di ibadah pemuda GBI MMTC, dan
pada akhirnya saya melayani di ibadah raya GBI MMTC sebagai pemain musik sejak
Mei 2010 sampai saat ini. Saya tidak pernah menyangka kalau saya bisa melayani
Tuhan sebagai imam musik. Padahal, saya tidak pernah les musik. Tidak cukup
hanya sebagai pemain musik saja, Tuhan kembali mempromosikan saya pada Februari
2010 sebagai ketua Pemuda GBI MMTC hanya dengan berbekal ketaatan dan
kesetiaan. Saya percaya kalau Tuhan akan terus melakukan hal-hal yang luar
biasa dalam kehidupan saya karena apa yang tidak pernah dilihat mata, yang tak
pernah saya dengar, dan tidak pernah timbul dalam hati, itu semua disediakan
Allah bagi orang-orang yang mengasihi Dia (1 Korintus 2:9).
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: nael-situmorang.blogspot.com
Penulis: Nathanael Situmorang
Tanggal akses: 20 Februari 2013
No comments:
Post a Comment