"Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.." (Mazmur 23:4)

Wednesday 20 March 2013

DIA SETIA

Melalui masa-masa pencobaan, saya belajar mendengar dari-Nya dengan lebih jelas dan akurat.

Waktu itu bulan April 2011. Setelah lebih dari 3 bulan, saya kehilangan pekerjaan. Masa itu benar-benar menjadi masa penuh tantangan. Para anggota kelompok sel, teman-teman, dan para pendeta menguatkan saya untuk selalu "bergantung" dan memercayai Tuhan untuk mendapatkan "jalan keluar". Namun, ketika saya mulai memikirkan tentang dari mana datangnya pemeliharaan itu setelah semua sumber daya kami habis digunakan, saat itu juga, semua "usaha manusia" mulai muncul. Setiap kali ada kesempatan wawancara (untuk pekerjaan baru), saya mengambilnya. Saya melakukan semua usaha dan menyelidiki setiap jalur untuk memastikan saya mendapatkan pekerjaan dengan gaji cukup untuk membantu keluarga saya.

Namun, saya menghadapi penolakan demi penolakan. Harapan saya musnah. Dalam banyak wawancara itu, prospek untuk mendapatkan sebuah pekerjaan sangat dekat, tetapi juga sangat jauh! Setelah melihat ke belakang, itu merupakan masa pembentukan Tuhan. Selama masa itu, Tuhan mengajarkan kepada saya tentang iman, kesetiaan, iman dalam ketekunan, dan iman dalam perbuatan.

Meskipun tanpa kepastian, saya memiliki kedamaian dan keyakinan yang mendalam di dalam diri saya untuk bertekun, terus-menerus mencari Tuhan, dan memercayai-Nya dalam segala hal. Saat saya bergumul antara memercayai Tuhan sepenuhnya setiap saat, atau bersandar pada usaha-usaha saya sendiri, itu merupakan masa pencobaan. Namun, itu juga merupakan masa pemurnian. Perlahan-lahan, saya mulai menyerah pada kehendak Tuhan dan mengizinkan Dia melakukan kehendak-Nya dalam hidup saya. Roh Kudus memperdamaikan saya dengan Yesus dan memulihkan persekutuan saya dengan-Nya dalam kehidupan doa saya.

Selama periode ini, saya memiliki kesempatan untuk membaca, dan kebanyakan buku yang saya baca adalah tentang iman. Saya membaca buku autobiografi Hudson Taylor, yang adalah pendiri Faith Mission (Misi Iman), buku-buku tulisan Benny Hinn dan Dr. Paul Yonggi Cho, yang semuanya menitikberatkan pada iman dalam Tuhan yang Hidup dan bergantung sepenuhnya pada Roh Kudus. Mereka juga mengingatkan saya untuk memercayai Tuhan yang akan memenuhi setiap kebutuhan dalam hidup saya.

Meskipun ini bukan pertama kalinya saya keluar dari pekerjaan, kali ini pengalamannya sangat berbeda. Di dalam hati saya, ada kedamaian yang tidak dapat saya jelaskan. Dan, Allah tidak gagal dalam memelihara. Makanan selalu tersedia setiap hari, bahkan terkadang sangat melimpah. Seperti karet, iman saya direntangkan dan diuji. Ada saatnya saya gagal, tetapi Allah selalu mengizinkan saya memulainya kembali. Saya belajar tentang "kesetiaan dan iman dalam ketekunan".

Dia benar-benar Tuhan yang memberi kita kesempatan kedua, dan sering kali, lebih dari sebuah kesempatan kedua. Tuhan tidak meninggalkan saya. Melalui masa-masa pencobaan dan "perentangan" iman ini, saya belajar mendengar dari-Nya dengan lebih jelas dan lebih akurat. Roh Kudus mulai menunjukkan kepada saya mengapa kebanyakan wawancara saya tidak berhasil. Itu bukanlah penolakan, namun sebuah perlindungan dari potensi frustrasi dan sakit hati. Yesus menjaga keluarga saya. Dia mengetahui setiap detail dan Dia melindungi saya dari apa pun yang tidak akan menguntungkan bagi saya.

Karena ketidakadaan pekerjaan bagi saya dan ketidakpastian akan masa depan, saya menolak untuk bergabung dalam perjalanan misi ke Kamboja. Pendeta Ling menguatkan saya untuk memercayai Tuhan. Ia berkata, "Pergilah dan Tuhan akan mencukupkan semuanya." Memang benar, ketika saya mengambil langkah iman dan mengonfirmasi keikutsertaan saya dalam perjalanan misi tanggal 26 Mei -- 3 Juni, Tuhan memberi saya pekerjaan yang sudah lama saya tunggu-tunggu! Dia setia memelihara ketika saya memercayai-Nya dan melangkah dengan iman. Saya sudah berdoa akan adanya satu kesempatan untuk melayani Dia dalam sebuah misi dan Dia menghargainya. Saya sedang menanti-nantikan perjalanan itu.

Tidak ada seorang pun yang dapat membanggakan diri karena pekerjaan yang saya dapatkan karena semua usaha manusia telah gagal. Tuhanlah yang sudah menyediakannya dan hanya Dia yang layak dipuji! (t/N. Risanti)

Diambil dan disunting dari:
Nama buletin: Floodgates, edisi Mei-Juni 2011
Penulis: Dominic Ong
Penerbit: Damansara Utama Methodist Church, Petaling Jaya, Selanggor, Malaysia 2011
Halaman: 11

No comments:

Post a Comment