"Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.." (Mazmur 23:4)

Wednesday, 27 March 2013

BAYANG-BAYANGNYA BERBENTUK SALIB

Pada tahun 1967, ketika mengikuti pelajaran di kelas fotografi Universitas Cincinnati, aku berkenalan dengan seorang pemuda bernama Charles Murray. Ia adalah siswa di sekolah yang sama denganku, yang sedang dilatih untuk persiapan olimpiade musim panas tahun 1968 sebagai seorang pelompat indah papan kolam renang. Charles sangat sabar terhadapku ketika aku berbicara selama berjam-jam dengannya tentang Yesus Kristus dan bagaimana Ia telah menyelamatkanku.

Charles tidak dibesarkan dalam keluarga yang beribadah di gereja mana pun. Jadi, semua yang kuceritakan kepadanya memesonanya. Ia bahkan mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang pengampunan dosa. Akhirnya, tibalah harinya untukku mengajukan sebuah pertanyaan kepadanya. Aku bertanya apakah ia menyadari kebutuhan dirinya akan seorang Penebus, dan apakah ia siap untuk memercayai Kristus sebagai Juru Selamat pribadinya. Aku melihat wajahnya berubah dan perasaan bersalah tergambar di situ. Namun, jawabannya tegas sekali, "TIDAK!"

Hari berikutnya, ia tampak diam dan sering kali aku merasa bahwa ia menjauhiku. Sampai suatu hari, aku menerima telepon dari Charles. Ia ingin mengetahui di mana ia dapat menemukan beberapa ayat dalam Perjanjian Baru yang telah kuberikan kepadanya mengenai keselamatan. Aku memberikan referensi menuju beberapa pasal dan bertanya apakah aku dapat menemuinya. Ia menolak tawaranku dan mengucapkan terima kasih untuk ayat-ayat yang kuberikan. Aku dapat menebak bahwa ia amat gelisah, tetapi aku tidak tahu di mana ia berada atau bagaimana cara menolongnya. Karena, saat itu ia sedang berlatih dengan fasilitas khusus milik universitas untuk menghadapi olimpiade.

Di antara pukul 22.30 -- 23.00 malam itu, Charles memutuskan untuk berenang dan melakukan sedikit latihan lompat papan. Malam pada bulan Oktober itu sangat cerah, bulan tampak penuh dan cemerlang. Kolam renang universitas kami berada di bawah langit-langit kaca sehingga bulan dapat bersinar terang melalui puncak dinding di areal kolam.

Ketika Charles mendaki papan lompat yang paling atas untuk melakukan lompatannya yang pertama, Roh Allah mulai menempelak dosa-dosanya. Semua ayat yang telah dibacanya dan kenangan saat aku bersaksi kepadanya tentang Kristus mulai memenuhi benaknya. Ia berdiri di atas papan dengan membelakangi kolam untuk melakukan lompatannya, merentangkan kedua tangannya untuk keseimbangan, memandang ke atas dinding, dan melihat bayang-bayangnya sendiri yang disebabkan oleh cahaya bulan. Bayang-bayangnya berbentuk salib. Ia tidak dapat menahan beban dosanya lebih lama lagi.

Hatinya hancur dan ia duduk di atas papan lompat itu dan meminta Allah untuk mengampuninya dan menyelamatkannya. Ia menerima Yesus Kristus di ketinggian lebih dari 20 kaki (7 meter) dari tanah. Tiba-tiba lampu di areal kolam menyala. Petugasnya masuk dan mengadakan pemeriksaan kolam.

Ketika Charles menengok ke bawah dari atas papan itu, yang dilihatnya adalah kolam yang kosong yang telah dikeringkan untuk beberapa perbaikan. Hampir saja ia menerjunkan dirinya menuju kematian, tetapi salib telah menghentikannya dari bencana tersebut.

Diambil dan disunting dari:
Nama buletin: Buletin Sinode GUPDI, Edisi IV/2002
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Sinode GUPDI, Solo 2002
Halaman: 33

No comments:

Post a Comment