"Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.." (Mazmur 23:4)

Saturday, 30 March 2013

DEMI CINTA



Samiton Pangellah dalam bukunya “Revolusi Konsep Penyembahan” menulis, Yesus membayar harga yang sangat mahal, agar kita bisa masuk hadirat Tuhan. Yesus mengalami penderitaan yang luar biasa, fisik dan mental.

Sekali deraan Ia dicambuk 39 kali, dengan cambuk yang berujungkan bola timah dan sepanjang talinya dijalin tulang-tulang domba yang tajam. PunggungNya robek dan tulangNya nyaris terlihat.

Ranting duri runcing dan tajampun dianyam sebagai mahkota di kepala Yesus, yang dengan sekejap menjadikan wajahNYa merah bersimbah darah.

Mata Yesus lebam dan bengkak akibat pukulan yang bertubi-tubi. Luka dipunggung yang masih basah, langsung dirobek, waktu kayu salib seberat 50 kg dibebankan dibahuNya.

Sepanjang jalan via dolorasa yang sempit, ratusan orang mengejek, meludah dan menendangNya. Beberapa kali Ia terjatuh, bebatuan dijalan merobek lututNya. Tulang pipiNya retak saat Ia terjerembab.

Di bukit Golgota, tangan dan kaki Yesus dipaku dengan paku sepanjang 20 cm. Yesus harus menahan seluruh berat tubuhNya pada ketiga paku itu selama 6 jam.

DadaNya mulai sesak, paru-paruNya terisi darah. Setiap kali menarik nafas, Ia harus meregangkan badan, sementara badanNya hanya bertumpu pada kedua tangan dan kaki yang terpaku.

Namun dalam penderitaanNya, Ia masih berdoa : “Bapa ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”

Seperti biasa, Yesus menengadah ke langit, mencari Bapa sumber kekuatanNYa. Tapi saat itu pekatnya dosa seisi dunia telah ditanggungkan kepada Yesus. Bapa memalingkan wajahNya dari Yesus, dan Yesus berseru : “Allahku....Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku?”

Itulah puncak penghukuman yang Yesus terima karena dosa kita semua.

Duri, cambuk dan paku tak cukup..!!

Karena dosa tak hanya membawa duri di dunia, melainkan membawa keterpisahan antara kita manusia dengan Allah. Dan Hal inilah yang Yesus tebus, supaya kita tidak lagi terpisah dari Allah akibat tragedi di taman eden.
………………………………………………………………………………………….

Kalau surga dan neraka tidak ada, Yesus tak perlu menderita dan mati. Yesus menjalani semua itu karena Yesus tahu, perbuatan baik manusia tidak cukup untuk membawa manusia ke surga.

Firman Tuhan katakan, semua manusia telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Manusia perlu ditebus agar tidak mengalami maut kekal di neraka.

Kalau Yesus menderita dan mati hanya karena ingin disembah sebagai Tuhan, tak perlu Ia melakukan semua itu karena Yesus memang Tuhan. Seekor sapi di india, pohon, kayu dan binatang saja bisa dengan gampang menjadi “tuhan” dan disembah manusia.

Alasan Yesus menderita dan mati adalah:
“Demi Cinta”. Demi pulihnya hubungan yang indah dengan kita. Darah Yesus-lah yang menyucikan dan melayakkan kita untuk masuk dalam hadirat Tuhan yang Maha Kudus.

Saat kita mengenang setiap tetes cinta merah darah Yesus, yang tak dipertahankanNya demi menebus kita semua kekasihNya, kita telah dibawah masuk dalam Hadirat Allah.

Kapanpun dan dimanapun kita berada, ingatlah Yesus dan pengorbananNya. Bebaskan diri kita dari intimidasi. Yesus benar-benar menginginkan kita kekasih hatiNya.

Lakukan segala hal dalam hidup ini karena cinta kita kepada Yesus, seperti Yesus yang melakukan segala hal selama hidupNya didunia, karena cintaNya kepada kita semua.

TUHAN YESUS MEMBERKATI

No comments:

Post a Comment