Sebuah kisah inspiratif populer.
Pada suatu waktu, terdapat seorang guru yang bijak. Banyaj murid yang datang dari tempat jauh, untuk mendengarkan petuah bijaknya. Pada suatu hari, seperti biasa, para murid berkumpul untuk mendengarkan pelajaran dari sang guru.
Banyak
murid mulai datang memenuhi ruang pengajaran. Mereka datang dan duduk dengan
tenang dan rapi, memandang ke depan, siap untuk mendengar apa yang dikatakan
oleh sang guru.
Akhirnya
sang guru pun datang, lalu duduk di depan para murid-muridnya. Sang guru
membawa sebuah toples besar, disampingnya terdapat setumpuk batu kehitaman
seukuran genggaman tangan. Tanpa bicara sepatah kata pun, Sang guru mengambil
batu-batu tersebut satu persatu, lalu memasukkannya hati-hati ke dalam toples
kaca. Ketika toples tersebut sudah penuh dengan batu hitam tadi, sang Guru
berbalik kepada para murid, lalu bertanya.
"Apakah toplesnya sudah penuh?"
"Ya
guru," jawab para murid, "Benar, toples itu sudah penuh".
Tanpa berkata apa-apa, sang guru mulai memasukkan kerikil-kerikil bulat
berwarna merah ke dalam toples itu.Kerikil-kerikil itu cukup kecil sehingga
jatuh di sela-sela batu hitam besar tadi. Setelah semua kerikil masuk kedalam
toples, sang guru berbalik kepada para murid, lalu bertanya.
"Apakah
toplesnya sudah penuh?"
"Ya
guru," jawab para murid, "Benar, toples itu sudah penuh".
Masih tanpa berkata apa-apa lagi, kini sang guru mengambil satu wadah pasir
halus, lalu memasukkannya ke dalam toples. Dengan mudah pasir-pasir tersebut pun
masuk memenuhi sela-sela kerikil merah dan batu hitam. Setelah masuk semua,
kini sang guru berbalik kepada para murid, lalu bertanya lagi.
"Apakah toplesnya sudah penuh?"
Sekarang para murid tak terlalu percaya diri menjawab pertanyaan gurunya. Namun
terlihat bahwa pasir tersebut jelas memenuhi sela-sela kerikil di dalam toples,
membuatnya terlihat sudah penuh. Kali ini hanya sedikit yang mengangguk, lalu
menjawab,
"Ya guru," jawab beberapa murid, "Benar, toples itu sudah
penuh".
Tetap tanpa berkata apa-apa lagi, sang guru berbalik mengambil sebuah tempayan
berisi air, lalu menuangkannya dengan ahti-hati ke dalam toples besar tersebut.
Ketika air sudah mencapai bibir toples, kini sang guru berbalik kepada para
murid, lalu bertanya lagi.
"Apakah
toplesnya sudah penuh?"
Kali ini kebanyakan murid memilih diam, namun ada dua hingga tiga yang
memberanikan diri menjawab,
"Ya
guru," jawab sedikit murid tersebut, "Benar, toples itu sudah
penuh".
Tetap tanpa berkata apa-apa lagi, sang guru mengambil satu kantong berisi garam
halus. Ditaburkannya sedikit-sedikit dan hati-hati dari atas permukaan air,
garam pun larut, lalu ditambahkan lagi sedikit, demikian seterusnya hingga
seluruh garam tersebut habis larut dalam air. Kini sang guru menghadap kepada
para murid, dan sekali lagi bertanya,
"Apakah toplesnya sudah penuh?"
Kali ini semua murid benar-bnar diam. Hingga akhirnya seorang murid yang berani
menjawab,
Ya
guru, toples itu sekarang sudah penuh".
Sang
guru menjawab, "Ya benar, toples ini sekarang sudah penuh".
Sang
guru kemudian melanjutkan perkatannya,
"Sebuah
cerita selalu memiliki banyak makna, dan setiap dari kalian telah memahami
banyak hal dari demonstrasi ini. Diskusikan dengan tenang sesama kalian, apa
hikmah yang kalian punya. Berapa banyak hikmah berbeda yang dapat kalian
temukan dan kalian ambil darinya."
Para murd pun memandang sang guru, dan ke arah toples yang kini berisi dengan
berbagai warna, ada hitam, ada merah, ada pasir, air, dan garam. Lalu dengan
tenang mereka mendiskusikan dengan murid lainnya. Setelah beberapa menit
kemudian sang guru mengangkat tangannya, seluruh ruangan pun diam. Sang guru
lalu berkata,
"Selalu
ingatlah bahwa tak pernah ada hanya satu interpretasi dari segalanya. Kalian
telah mengambil semua hikmah dan pesan dari cerita, dan setiap hikmah, sama
pentingnya dengan yang lain.
Lalu
tanpa berkata-kata lagi, sang guru pun bangkit dan meninggalkan ruangan.
Kisah
inspirasi diatas diterjemahkan dari http://www.rogerdarlington.me.uk/stories.html
No comments:
Post a Comment