Hari raya Purim diperingati setiap tanggal 14 pada bulan Adar, menurut
kalender Ibrani. Menurut perhitungan, biasanya hari raya ini jatuh pada bulan
Maret, menurut kalender Masehi. Sayangnya, sebagian besar orang Kristen tidak
lagi ikut merayakan Purim. Padahal, bagi orang-orang Yahudi, Purim merupakan
hari raya yang paling meriah. Melalui hari raya Purim, kita diingatkan akan
pentingnya menolak segala bentuk diskriminasi, baik diskriminasi berdasarkan
ras, suku, jenis kelamin maupun agama.
Bukan hanya itu saja, hari raya Purim juga diwarnai dengan
tradisi-tradisi yang sangat baik untuk tetap dipelihara. Di antara
tradisi-tradisi tersebut terdapat empat tradisi yang cukup penting, yaitu:
membaca kitab Ester (qeriat hammegilla), memberikan bingkisan berupa makanan
dan minuman (mishloakh manot), memberikan amal kepada orang-orang miskin
(mattanot la’evyonim) serta makan bersama dalam bentuk perjamuan (se’dat
Purim). Tradisi-tradisi ini berangkat dari tradisi yang ditetapkan oleh Ester
dalam perayaan Purim itu sendiri (Ester 9:22).
Dari antara keempat tradisi tersebut, tradisi mishloakh manot
(pemberian bingkisan berupa makanan dan minuman) menjadi tradisi yang paling
menonjol dalam perayaan Purim.
Berdasarkan halakha (kumpulan hukum Yahudi), setiap orang Yahudi yang
telah berumur di atas bar atau bath mitswa (di atas 12 atau 13 tahun), wajib
mengirimkan dua jenis berbeda makanan siap makan kepada seorang temannya, serta
dua bentuk amal (baik uang maupun makanan) kepada dua orang miskin.
Di dalam halakha, disebutkan beberapa aturan pokok mengenai tradisi
mishloakh manot, antara lain:
1. Mishloakh manot haruslah dilakukan selama matahari masih bersinar
di hari Purim, lebih baik setelah pembacaan kitab Ester;
2. Jika kita memiliki anak-anak, pastikan juga bahwa mereka
mengirimkan misloakh manot kepada teman-teman mereka. Hal ini sangat
menyenangkan dan sekaligus merupakan cara kita melatih mereka sejak dini;
3. Secara tradisi, misloakh manot dikirimkan melalui orang ketiga.
Anak-anak kecil merupakan utusan yang sangat antusias. Juga, kita dihimbau
untuk memberikan sesuatu yang menyenangkan kepada anak-anak yang mengantarkan
mishloakh manot ke rumah kita, dan ingatkan mereka untuk mengucapkan doa
berkat;
4. Untuk alasan kesopanan, laki-laki haruslah mengirimkan mishloakh
manot kepada teman laki-lakinya, demikian juga perempuan mengirimkan kepada
teman perempuannya. Aturan ini cukup kontras dengan tradisi di Hari Valentine.
Bisa juga, satu keluarga mengirimkan kepada keluarga yang lain;
5. Tidaklah wajib untuk mengirimkan mishloakh manot kepada mereka yang
sedang berduka. Meski demikian, dalam hari raya Purim, orang-orang yang berduka
harus diberi penghiburan. Karenanya, ada semboyan dalam hari raya Purim dimana “tidak
boleh ada satu orang pun dalam satu kota yang merasakan kesedihan di hari raya
Purim.”
6. Meskipun secara hukum kita diwajibkan mengirimkan mishloakh manot
hanya kepada satu orang, namun, orang yang memberikan mishloakh manot kepada
lebih dari satu orang disebut “orang yang sangat diberkati.”
7. Mishloakh manot haruslah berisi makanan yang layak dimakan
(kosher).
Masih banyak aturan lain mengenai mishloakh manot dalam hari raya
Purim. Tetapi, intinya tradisi ini sangatlah baik untuk diterapkan dalam
konteks kekristenan. Bayangkan saja, jika dalam satu kota terdapat 100 orang
Kristen, maka, jika setiap satu orang Kristen memberi makan dua orang miskin
dalam sehari, akan ada 200 orang miskin yang mendapatkan makanan secara
cuma-cuma pada hari itu. Suatu tradisi yang baik, bukan?
Dengan cara ini, “kasih” yang menjadi inti dari pemberitaan Yesus,
bahkan inti dari isi Alkitab, benar-benar dapat direalisasikan, tidak sekedar
menjadi slogan yang kosong.
hari raya Purim memperingati bebasnya orang Israel dari pembunuhan
ReplyDeleteinformasi menarik, komentar juga ya ke blog saya www.belajarbahasaasing.com
ReplyDelete