Dua sejoli ini sungguh berbahagia saat mengarungi masa-masa sebagai
pengantin baru dan mulai merasakan kehidupan berumah tangga. Keduanya sama-sama
berbahagia, sang wanita mencintai suaminya, begitu pula sebaliknya, sang pria
sangat mencintai istrinya.
Setelah beberapa bulan berlalu, sang istri membaca sebuah artikel tentang
kehidupan setelah berumah tangga. Artikel tersebut menyarankan agar para
pasangan melakukan evaluasi cinta dengan menuliskan hal-hal yang tidak disukai
menurut pasangan dan apa saja yang perlu diperbaiki, kemudian hal itu
dibicarakan.
Sang istri meminta pada suaminya untuk saling melakukan evaluasi
tersebut. Sang suami setuju. Mereka berdua sepakat untuk menuliskan apa saja
hal-hal yang tidak mereka sukai dari masing-masing pasangan dan setuju untuk
membicarakannya tanpa sakit hati karena hal itu bertujuan untuk membuat
hubungan mereka lebih baik lagi.
Pada malam hari, mereka berpisah kamar untuk menuliskan apa saja hal-hal
yang selama ini mengganjal hati mereka. Lalu keesokan paginya, saat sarapan,
mereka bisa membacakan hasil tersebut pada sebuah kertas.
"Aku bacakan punyaku dulu ya!" ujar sang istri sambil
tersenyum.
Sang suami mempersilahkan dan melihat bahwa istrinya menulis banyak
sekali, hingga beberapa halaman. Sang istri mulai membaca satu persatu hal-hal
yang menurutnya tidak baik pada diri sang suami. Ditambah lagi beberapa daftar
mengenai hal-hal yang harus diubah dari suaminya.
Mendengar hal itu, sang suami tersenyum sekaligus menitikkan air mata
karena mendapati dirinya memiliki banyak kekurangan.
"Kau tidak apa-apa, sayang?" tanya sang istri saat melihat air
mata mengalir di pipi suaminya. Suaminya menggeleng lalu meminta agar istrinya
melanjutkan membaca.
Akhirnya sang istri selesai membaca daftar panjang mengenai sang suami.
Lalu giliran sang suami yang membacakan daftar hal-hal yang tidak disukai dari
istrinya.
"Maaf, sayang, tetapi aku tidak menuliskan apapun," ujar sang
suami dengan suara pelan dan tersenyum tipis, "Semalaman aku memikirkan
apa yang buruk dari dirimu, tetapi aku tidak menemukannya karena kamu begitu
manis, bagian dari diriku," lanjutnya sambil menatap sang istri,
"Tidak ada satu pun dalam dirimu yang ingin aku ubah, karena aku
mencintaimu dengan cara ini, dengan apapun yang melekat pada dirimu,"
Sang istri tersentuh dengan kata-kata suaminya lalu menangis. Sang suami
lalu memeluk istrinya dan berusaha menenangkan. Sang istri lalu meminta maaf
karena yang dia lihat adalah keburukan suaminya hingga sangat panjang tanpa
melihat kebaikan yang selama ini dilakukannya.
Kita seringkali lebih gampang menemukan hal-hal buruk dari seseorang dan
sulit mencari kebaikan dari orang lain. Padahal hidup kita akan sia-sia jika
hanya memusingkan keburukan orang lain serta terlalu berambisi untuk
mengubahnya seperti keinginan kita. Kita akan lebih bahagia jika tidak terlalu
memusingkan sifat buruk orang lain dan lebih melihat sisi baik mereka.
Bersyukur dan saling mengerti kelebihan dan kekurangan adalah salah satu
kunci bahagia yang harus dimiliki semua orang.
No comments:
Post a Comment