Liputan6.com, Baru saja kita dikejutkan dengan meninggalnya presenter olahraga terkenal Ricky Jo di usia yang relatif muda 45 tahun. Saya pribadi sangat sedih dan menyayangkan kepergiaan almarhum. Sebagai penggemar sepak bola khususnya sepak bola nasional, wajah dan suara beliau tidak asing lagi buat saya.
Almarhum merupakan seorang ayah dengan 2 putri yang masih membutuhkan kehadiran seorang ayah. Masih muda dan masih aktif menjalankan profesi untuk menyenangkan orang lain. Sakit jantung diduga menjadi penyebab meninggalnya beliau.
Serangan jantung terjadi tiba-tiba walau kita tahu bahwa proses yang terjadi pasti tidak tiba-tiba. Ada proses aterosklerosis pembuluh darah, penyempitan pembuluh darah dan terakhir sumbatan. Kalau sumbatan terjadi pada pembuluh darah yang memperdarahi otot jantung tentu akan membuat otot jantung yang terkena sumbatan tersebut menjadi kekurangan oksigen bahkan sampai menyebabkan kematian jaringan otot yang terkena.
Almarhum merupakan seorang ayah dengan 2 putri yang masih membutuhkan kehadiran seorang ayah. Masih muda dan masih aktif menjalankan profesi untuk menyenangkan orang lain. Sakit jantung diduga menjadi penyebab meninggalnya beliau.
Serangan jantung terjadi tiba-tiba walau kita tahu bahwa proses yang terjadi pasti tidak tiba-tiba. Ada proses aterosklerosis pembuluh darah, penyempitan pembuluh darah dan terakhir sumbatan. Kalau sumbatan terjadi pada pembuluh darah yang memperdarahi otot jantung tentu akan membuat otot jantung yang terkena sumbatan tersebut menjadi kekurangan oksigen bahkan sampai menyebabkan kematian jaringan otot yang terkena.
Selalu ada hikmah meninggalnya seorang sahabat, teman atau seseorang yang kebetulan kita kenal. Saya coba mengintip @Rick_Jo, ternyata ada 3 hal utama yang membuat hatinya galau 2 hari sebelum kepergian beliau. Beliau menyampaikan ocehannya melalui twitter antara lain: miris terhadap kondisi yang ada saat ini dimana orang saling menyalahkan dan merasa benar dan melupakan jati diri sebagai bangsa yang bermartabat, beliau juga sempat menyampaikan kekecewaan terhadap kemacetan Jakarta, apalagi beliau sebagai seorang selebritis membutuhkan 'tepat waktu' untuk sampai ditempat tugas atau pekerjaan. Terakhir beliau merasa kehilangan ayah yang dicintainya yang meninggal 1 bulan yang lalu. Kehilangan orang yang dicintai merupakan stres sendiri yang kadang-kadang kita tidak sadari. Bisa saja ketiga stressor ini yang mencetuskan terjadinya serangan jantung pada beliau.
Penyakit jantung koroner yang diduga menjadi penyebab meninggalnya almarhum, bisa muncul dengan gejala berupa nyeri dada, biasanya nyeri menjalar ke tangan kiri dan tembus ke belakang dada. Nyeri dada seperti ditekan dan berlangsung lebih dari 10 menit. Nyeri dada sendiri juga tidak selalu disebabkan oleh sakit jantung. Selain nyeri dada pasien bisa mengalami sesak napas, sesak napas akan bertambah jika naik tangga atau latihan yang keras atau karena stres.
Diakhir hayat almarhum Ricky Joe dikatakan sesak napas yang merupakan gejala utama beliau sebelum menghembuskan napas terakhir. Walau kita tahu sesak napas tidak selalu dari jantung bisa juga berasal dari organ lain.
Sedang nyeri dada ternyata bukan saja milik penyakit jantung. Nyeri dada dapat disebabkan karena gangguan saluran cerna atas yaitu kerongkongan penyakit yang kita sebut GERD (gastroesofageal reflux disease). Pasien dengan GERD bisa datang karena nyeri dada dan bisa merasakan rasa panas di dada seperti terbakar (heart burn) biasanya nyeri dada ini diikuti juga dengan mulut pahit karena ada asam yang naik.
Serangan jantung sendiri ternyata tidak selalu berawal dari nyeri dada atau sesak napas karena nyeri ulu hati bisa merupakan gejala awal dari suatu serangan jantung. Ini bisa saja terjadi jika penyempitan pembuluh darah koroner yang mensuplai bagian bawah otot jantung yang lokasinya lebih dekat daerah ulu hati.
Saya sudah sering sampaikan bahwa serangan jantung yang terjadi melalui proses panjang. Karena itu kita harus mengenali beberapa faktor risiko dari penyakit jantung koroner antara lain umur di atas 40 tahun, obesitas, merokok, hipertensi, hiperkolesterol, hipertrigliserida, Diabetes Melitus (DM), riwayat keluarga dengan sakit jantung, kurang olahraga rutin dan stres. Kita tahu juga bahwa dari faktor risiko jantung koroner tersebut ada yang kita bisa cegah agar kita terhindar dari serangan jantung.
Terakhir cegah penyakit jantung dengan mengurangi faktor risiko yaitu kontrol berat badan, kontrol Tekanan Darah (TD), kontrol kadar gula darah jika menderita DM, kontrol kadar kolesterol, kurangi makanan yang berlemak, banyak makan buah dan sayur-sayuran dan stop rokok dan alkohol dan tentunya olah raga teratur. Hindari stres dan selalu belajar untuk bisa mengendalikan diri.
Check up rutin bagi laki-laki diatas yang berumur 40 tahun sudah menjadi keharusan. Pemeriksaan treadmill, merupakan salah satu skrining yang bisa mengidentifikasi adanya permasalahan pada jantung kita. Pada waktu pemeriksaan treadmill, kita akan melakukan aktifitas jalan dan secara bertahap berlari dimana aktifitas jantung akan direkam dengan EKG dan tentu dipantau Tekanan Darahnya dan keluhan lain yang muncul selama kegiatan treadmill tersebut. Melalui pemeriksaan ini adanya kelainan jantung dapat diidentifikasi lebih awal. Apalagi bagi mereka yang mempunyai faktor risiko seperti seperti yang saya sebutkan di atas.
Pencegahan lebih baik dari pada mengobati, kita tentu berharap bahwa selalu dalam keadaan sehat dalam menjalani sisa hidup yang ada.
Selamat jalan Ricky Joe...
Penulis
dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD, KGEH,
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM
No comments:
Post a Comment