Pengkhianatan sering berakhir dengan kematian. Mulai dari kematian rasa
percaya yang berlanjut pada kematian hubungan hingga kematian secara
fisik. Itulah yang terjadi pada Yudas Iskariot, yang dikhianati dan
mengkhianati sama sama mati. Namun yang kedua hidup lagi setelah tiga
hari.
Motivasi dibalik pengkhianatan Yudas bukanlan uang,
bukan juga kedudukan atau popularitas. Namun karena harapan yang tidak
jadi kenyataan. Hampir semua pengikut Yesus pada jamannya mengharapkan
Ia menjadi Mesias dengan mengangkat senjata melawan penjajahan Romawi.
Namun dengan tegas Yesus menolaknya. Apapun juga yang menjadi pemicunya,
akar penyebabnya selalu sama. Harapan yang tidak terpenuhi sering
berbuntut penolakan dan pengkhianatan
Dalam hidup ini kita mesti membekali diri dengan yang satu ini "bersiap
siaplah untuk dikhianati". Tidak semua orang akan menyukai Anda, dan
tidak mungkin Anda menyukai semua orang. Saat seorang sahabat berbalik
arah dan mejelekan Anda, terimalah dan hadapilah sebagai kenyataan hidup
yang lumrah.
Seorang sahabat pernah bertanya bagaimana rasanya
dikhianati. "Seperti orang sembelit," kata saya, "ditahan sakit
dikeluarkan juga lebih menyakitkan." Ada lagi yang bilang kalau lebih
baik dibunuh daripada dikhianati.
Soal kekuatan menghadapi
pengkhianatan, kita harus belajar dari pak Yanes. Dua kali ia
dikhiananati oleh istri yang dicintainya. Setelah 12 tahun lari dengan
pria lain, sang istri bertobat dan mau kembali. Tanpa pikir panjang,
Yanes menerima istrinya dengan tangan terbuka. Saat ditanya apa yang
membuat ia sanggup melakukan semua itu. Jawabnya cukup tegas dan lugas
"saya sudah belajar dari guru saya, saat ia dikhianati, ditolak, disiksa
hingga kehilangan nyawa Ia masih sempat berucap " Ya Bapa ampunilah
mereka. Guru saya pernah bilang, kalau saya tidak mengampuni maka dosa
saya juga tidak diampuni. Dan apa yang saya terima dengan cuma cuma,
saya harus memberikan dengan cuma cuma. Itulah yang membuat saya berani
sekaligus rela menerima istri saya kembali." Selamat untuk pak Yanes.
Dan SELAMAT PASKAH untuk kita semua.
Sumber : https://www.facebook.com/paulus.wiratno
No comments:
Post a Comment