"Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.." (Mazmur 23:4)

Friday, 29 March 2013

SIAP DIKHIANATI

Pengkhianatan sering berakhir dengan kematian. Mulai dari kematian rasa percaya yang berlanjut pada kematian hubungan hingga kematian secara fisik. Itulah yang terjadi pada Yudas Iskariot, yang dikhianati dan mengkhianati sama sama mati. Namun yang kedua hidup lagi setelah tiga hari.

Motivasi dibalik pengkhianatan Yudas bukanlan uang, bukan juga kedudukan atau popularitas. Namun karena harapan yang tidak jadi kenyataan. Hampir semua pengikut Yesus pada jamannya mengharapkan Ia menjadi Mesias dengan mengangkat senjata melawan penjajahan Romawi. Namun dengan tegas Yesus menolaknya. Apapun juga yang menjadi pemicunya, akar penyebabnya selalu sama. Harapan yang tidak terpenuhi sering berbuntut penolakan dan pengkhianatan

Dalam hidup ini kita mesti membekali diri dengan yang satu ini "bersiap siaplah untuk dikhianati". Tidak semua orang akan menyukai Anda, dan tidak mungkin Anda menyukai semua orang. Saat seorang sahabat berbalik arah dan mejelekan Anda, terimalah dan hadapilah sebagai kenyataan hidup yang lumrah.

Seorang sahabat pernah bertanya bagaimana rasanya dikhianati. "Seperti orang sembelit," kata saya, "ditahan sakit dikeluarkan juga lebih menyakitkan." Ada lagi yang bilang kalau lebih baik dibunuh daripada dikhianati.

Soal kekuatan menghadapi pengkhianatan, kita harus belajar dari pak Yanes. Dua kali ia dikhiananati oleh istri yang dicintainya. Setelah 12 tahun lari dengan pria lain, sang istri bertobat dan mau kembali. Tanpa pikir panjang, Yanes menerima istrinya dengan tangan terbuka. Saat ditanya apa yang membuat ia sanggup melakukan semua itu. Jawabnya cukup tegas dan lugas "saya sudah belajar dari guru saya, saat ia dikhianati, ditolak, disiksa hingga kehilangan nyawa Ia masih sempat berucap " Ya Bapa ampunilah mereka. Guru saya pernah bilang, kalau saya tidak mengampuni maka dosa saya juga tidak diampuni. Dan apa yang saya terima dengan cuma cuma, saya harus memberikan dengan cuma cuma. Itulah yang membuat saya berani sekaligus rela menerima istri saya kembali." Selamat untuk pak Yanes.

Dan SELAMAT PASKAH untuk kita semua.

Sumber : https://www.facebook.com/paulus.wiratno

No comments:

Post a Comment