Waktu itu bulan April 2011. Setelah lebih dari 3 bulan,
saya kehilangan pekerjaan. Masa itu benar-benar menjadi masa penuh tantangan.
Para anggota kelompok sel, teman-teman, dan para pendeta menguatkan saya untuk
selalu "bergantung" dan memercayai Tuhan untuk mendapatkan
"jalan keluar". Namun, ketika saya mulai memikirkan tentang dari mana
datangnya pemeliharaan itu setelah semua sumber daya kami habis digunakan, saat
itu juga, semua "usaha manusia" mulai muncul. Setiap kali ada kesempatan
wawancara (untuk pekerjaan baru), saya mengambilnya. Saya melakukan semua usaha
dan menyelidiki setiap jalur untuk memastikan saya mendapatkan pekerjaan dengan
gaji cukup untuk membantu keluarga saya.
Namun, saya menghadapi penolakan demi penolakan. Harapan
saya musnah. Dalam banyak wawancara itu, prospek untuk mendapatkan sebuah
pekerjaan sangat dekat, tetapi juga sangat jauh! Setelah melihat ke belakang,
itu merupakan masa pembentukan Tuhan. Selama masa itu, Tuhan mengajarkan kepada
saya tentang iman, kesetiaan, iman dalam ketekunan, dan iman dalam perbuatan.
Meskipun tanpa kepastian, saya memiliki kedamaian dan
keyakinan yang mendalam di dalam diri saya untuk bertekun, terus-menerus
mencari Tuhan, dan memercayai-Nya dalam segala hal. Saat saya bergumul antara
memercayai Tuhan sepenuhnya setiap saat, atau bersandar pada usaha-usaha saya
sendiri, itu merupakan masa pencobaan. Namun, itu juga merupakan masa
pemurnian. Perlahan-lahan, saya mulai menyerah pada kehendak Tuhan dan
mengizinkan Dia melakukan kehendak-Nya dalam hidup saya. Roh Kudus
memperdamaikan saya dengan Yesus dan memulihkan persekutuan saya dengan-Nya
dalam kehidupan doa saya.
Selama periode ini, saya memiliki kesempatan untuk
membaca, dan kebanyakan buku yang saya baca adalah tentang iman. Saya membaca
buku autobiografi Hudson Taylor, yang adalah pendiri Faith Mission (Misi Iman),
buku-buku tulisan Benny Hinn dan Dr. Paul Yonggi Cho, yang semuanya
menitikberatkan pada iman dalam Tuhan yang Hidup dan bergantung sepenuhnya pada
Roh Kudus. Mereka juga mengingatkan saya untuk memercayai Tuhan yang akan
memenuhi setiap kebutuhan dalam hidup saya.
Meskipun ini bukan pertama kalinya saya keluar dari
pekerjaan, kali ini pengalamannya sangat berbeda. Di dalam hati saya, ada
kedamaian yang tidak dapat saya jelaskan. Dan, Allah tidak gagal dalam
memelihara. Makanan selalu tersedia setiap hari, bahkan terkadang sangat
melimpah. Seperti karet, iman saya direntangkan dan diuji. Ada saatnya saya
gagal, tetapi Allah selalu mengizinkan saya memulainya kembali. Saya belajar
tentang "kesetiaan dan iman dalam ketekunan".
Dia benar-benar Tuhan yang memberi kita kesempatan kedua,
dan sering kali, lebih dari sebuah kesempatan kedua. Tuhan tidak meninggalkan
saya. Melalui masa-masa pencobaan dan "perentangan" iman ini, saya
belajar mendengar dari-Nya dengan lebih jelas dan lebih akurat. Roh Kudus mulai
menunjukkan kepada saya mengapa kebanyakan wawancara saya tidak berhasil. Itu
bukanlah penolakan, namun sebuah perlindungan dari potensi frustrasi dan sakit
hati. Yesus menjaga keluarga saya. Dia mengetahui setiap detail dan Dia melindungi
saya dari apa pun yang tidak akan menguntungkan bagi saya.
Karena ketidakadaan pekerjaan bagi saya dan
ketidakpastian akan masa depan, saya menolak untuk bergabung dalam perjalanan
misi ke Kamboja. Pendeta Ling menguatkan saya untuk memercayai Tuhan. Ia
berkata, "Pergilah dan Tuhan akan mencukupkan semuanya." Memang
benar, ketika saya mengambil langkah iman dan mengonfirmasi keikutsertaan saya
dalam perjalanan misi tanggal 26 Mei -- 3 Juni, Tuhan memberi saya pekerjaan
yang sudah lama saya tunggu-tunggu! Dia setia memelihara ketika saya
memercayai-Nya dan melangkah dengan iman. Saya sudah berdoa akan adanya satu
kesempatan untuk melayani Dia dalam sebuah misi dan Dia menghargainya. Saya
sedang menanti-nantikan perjalanan itu.
Tidak ada seorang pun yang dapat membanggakan diri karena
pekerjaan yang saya dapatkan karena semua usaha manusia telah gagal. Tuhanlah
yang sudah menyediakannya dan hanya Dia yang layak dipuji! (t/N. Risanti)
Diambil dan disunting dari:
Nama buletin: Floodgates, edisi Mei-Juni 2011
Penulis: Dominic Ong
Penerbit: Damansara Utama Methodist Church, Petaling
Jaya, Selanggor, Malaysia 2011
Halaman: 11
No comments:
Post a Comment